AUXILIARY POWER UNIT

HAI KEMBALI LAGI..
Langsung Perhatikan saja yaa, ga ada pembukaan-pembukaan bertele-tele lagi,sudah lelah ga tidur haha.

Auxiliary Power Unit (APU) adalah sebuah perangkat pada kendaraan yang menyediakan energi untuk fungsi lain selain propulsi. Mereka biasanya ditemukan pada pesawat besar, serta beberapa kendaraan darat besar.

FUNGSI UTAMA
Tujuan utama dari APU yang terdapat pada pesawat adalah untuk memberikan kekuatan pada saat memulai mesin utama. Turbin mesin harus dipercepat untuk kecepatan rotasi tinggi untuk memberikan kompresi udara yang cukup untuk membuat mesin dapat beroperasi secara mandiri. Mesin jet yang lebih kecil biasanya dimulai oleh sebuah motor listrik, sedangkan mesin yang lebih besar biasanya dimulai oleh sebuah motor turbin udara. Sebelum mesin dihidupkan, APU dihidupkan, umumnya oleh baterai atau hidraulik akumulator. Setelah APU berjalan, ia menyediakan tenaga (listrik, pneumatic, atau hidraulik, tergantung pada desain) untuk memulai mesin utama pesawat.
APU juga digunakan untuk menjalankan aksesoris pesawat lainnya saat mesin pesawat dimatikan. Hal ini memungkinkan kabin pesawat menjadi nyaman bagi penumpang, sebelum mesin pesawat dihidupkan. Daya listrik digunakan untuk menjalankan sistem untuk preflight checks. Beberapa APU juga dihubungkan ke pompa hidraulik, yang memungkinkan kru untuk mengoperasikan peralatan hidraulik (seperti flight controls atau flap) sebelum memulai mesin propeler/turbin jet engine.



SISTEM KERJA APU GTCP85-129
Jenis APU ini merupakan jenis APU pada Pesawat BOEING 737

Ketika starter dihidupkan, putaran starter menggerakan pasak (pawls) menyambung ke rahang (jaw) yang terdapat pada accessories gearcase dan mulai memutar roda gigi transmisi (gear train). Roda gigi transmisi tersebut memutar kompresor dan turbine pompa oli, fuel control unit, centrifugal switch assembly, generator, dan air fan coller. Pada saat tersebut low oil pressure switch electrical circuit masih dalam keadaan menutup.

Selama kompresor dan turbin berputar,  udara sekitar terhisap masuk ke dalam kompresor. Udara tersebut dikompresikan oleh impeller stage pertama, lalu dialirkan ke interstage duct menuju impeller stage kedua untuk di tingkatkan kompresinya. Udara bertekanan tinggi tersebut dialirkan ke dalam vane deswirl assembly dan dialirkan lagi ke turbin plenum lalu masuk kedalam ruang pembakaran.

Ketika putaran mesin ditingkatkan, tekanan oli akan menggerakan low oil pressure sequencing switch, yang dilengkapi dengan sebuah sirkuit untuk fuel solenoid valve dan ignition unit. Fuel solenoid valve merupakan katup pengatur bukaan atau tutupan aliran bahan bakar ke fuel atomizer assembly menyemprotkan bahan  bakar dalam bentuk kabut ke dalam combustion chamber tempat bercampurnya bahan bakar dengan udara bertekanan menjadi gas yang mudah terbakar. Ignition unit dengan igniter plug untuk membakar gas di dalam ruang pembakaran.

Proses pembakaran menambah daya energi dari campuran bahan bakar dengan udara. Gas hasil proses pembakaran mengalir masuk ke dalam turbine torus assembly dan diteruskan turbine nozzle assembly menuju sudu-sudu pada turbine wheel. Energi pembakaran tersebut diserap oleh putaran turbine wheel dan dialirkan ke turbine exhaust. Sebagian daya yang diterima turbine wheel digunakan untuk memutar compressor impeller, accessory gear train, dan driven accessory (turbine wheel dan kompresor satu poros). Dan sebagian daya lainnya digunakan untuk outpu shaft power guna menggerakan perlengkapan pendukung (component equipment) saat no- load governed speed tercapai.


Percepatan mesin terus meningkat hasil gabungan daya starter dan energi panas gas pembakaran. Saat putaran mesin mencapai 50 %, switch pada centrifugal switch assembly membuka, selain itu starter output relay pada electronic speed switch juga membuka. Putaran starter berhenti dan starter menggerakan pawl memutus hubungan dari accessory gear train karena putaran starter lebih kecil dari putaran mesin. Tekanan oli mesin meningkat sampai low oil pressure sequencing switch electrical circuit terbuka.



Putaran mesin terus bertambah, saat mencapai 95 %, switch pada sentrifugal switch assembly menutup, dan siap untuk membebani relay pada electronic speed swotch agar menutup, sehingga membuka sirkuit untuk ignition unit (hal ini menyebabkan ignition off) dan menutup  sirkuit  untuk  hourmeterigniter  plug  berhenti membakar dan proses pembakaran
terjadi dengan sendirinya karena panas yang terrjadi dalam combustion chamber sudah dapat membakar gas dengan sendirinya karena tanpa percikan api dari igniter plug. Houmeter mulai mencatat waktu operasi. Percepatan terus meningkat sampai no-load governed speed tercapai.

Putaran mesin dipertahankan dengan mengontrol kebutuhan bahan bakar dan temperatur gas buang sesuai limit dengan mengontrol pneumatic load. Saat putaran mencapai 20 %, time acceleration pada fuel control mengambil alih dan menyediakan kebutuhan jumlah bahan bakar sesuai kondisi APU.
 
Mesin yang dilengkapi dengan Flow Divider Metering Valve (FDMV). Percepatannya ditingkatkan sampai 20 % oleh acceleration limiter dengan mengontrol aliran bahan bakar menuju primary nozzle pada atomizer. Pada putaran yang lebih tinggi, saat secondry nozzle bekerja. FDMV mengontrol laju alir bahan bakar. Hal ini untuk menjaga temperatur tetap rendah sampai mesin mencapai putaran diatas 95 % yang mana hyromechanical governor dan slide valve mengontrol jumlah bahan bakar yang dibutuhkan mesin.
 
Jumlah aliran bahan bakar selama kondisi kerja normal APU ditentukan oleh fuel governor yang terdapat pada fuel control unit agar putaran tetap konstan. Saat kondisi temperatur melebihi limit selama starting, aliran bahan bakar diatur oleh aksi thermostat control valve yang dihubungkan dengan three way solenoid valve ketika dalam keadaan percepatan dari 0 sampai idle untuk mengontrol buangan udara (bleed air) dari acceleration limiter valve yang terdapat pada fuel control unit.

Putaran mesin dikontrol oleh aksi governor pada fuel control unit, Flyweight governor digerakan atau diputar oleh poros pemutar pompa bahan bakar yang juga diputar oleh acceleration gear train. Ketika putaran mesin melebihi putaran maksimal governor, governor flyweight bergerak ke sisi luar guna membuka katup sorong (slide valve) untuk bypass aliran bahan bakar dan juga pengurangan putaran mesin. Saat putaran mesin turun selama daya yang dihasilkan dipakai, governor flyweight bergerak ke sisi dalam guna menutup katup sorong untuk menghasilkan aliran bahan bakar yang lebih baik dan juga mempertahankan putaran mesin.


Pembebanan yang berlebihan dan kenaikan temperatur yang berlebihan saat putaran diatas 95 %, gerakan switch buangan udara (bleed air switch) yang dikontrol oleh aksi thermostat dihubungkan dengan electronic temeratur control (ETC) dan exhaust gas turbine (EGT). Gerakan bleed air switch tersebut dimaksudkan guna membuka load control valve, mengaktifkan three way solenoid shutoff valve yang akan memutuskan aliran compressor discharge pressure ke thermostat control valve. Jika temperatur turbine discharge mencapai batas maksimal, EGT thermostat akan mengirim sinyal ke ETC unit. Kemudian ETC unit akan memberi kepada thermostat control valve untuk membuka dan mengalirkan udara dari load control valve actuator. Hal ini menyebabkan mekanisme actuator menggerakan butterfly valve ke posisi yang lebih menutup guna mengurangi beban temperatur. Saat temperatur berkurang di bawah batas minimal. ETC unit menerima sinyal dari thermostat, dan ETC akan mengirim sinyal tersebut ke thermostat control valve untuk menutup dan mengurangi buangan udara (bleading air) yang berasal dari load control valve actuator.


Mesin dilengkapi dengan beberapa perlengkapan keamanan (safety devices) yang akan mematikan mesin secara otomatis atau mengirim peringatan ketika terjadi overspeeding, kenaikan temperatur oli yang terlalu panas, atau hilangnya tekanan oli pada sistem mesin.



Jika putaran mesin mendekati 110 %, dan ketika governing devices pada fuel control unit tidak mampu memberikan bahan bakar yang cukup untuk mengurangi pautaran, flyweight actuated overspeed switch assembly biasa disebut juga dengan nama 110% solenoid akan membuka, sehingga membuka aliran ke fuel solenoid valve. Saat fuel solenoid tidak diaktifkan, fuel solenoid valve akan menutup dan memutuskan aliran bahan bakar ke combustion cahamber sehingga mesin akan mati.

Mesin akan berhenti beroperasi akibat pneumatic solenoid valve perlahan menutup. Katup tersebut dihubungkan ke compressor discharge port dan centrifugal switch assembly oleh pipa-pipa. Saat solenoid bergerak ke posisi terbuka, hal ini menyebabkan udara bertekanan mengalir ke centrifugal switch assembly. Pada saat bersamaan ketika udara bertekanan pada switch assembly tekanannya meningkat, switch actuating terhubung dengan overspeed switch. Hal ini menyebabkan overspeed circuit sewaktu-waktu akan mematikan mesin.

Saat mesin dihidupkan, persediaan oli pompa dari oli dipompa dari tank assembly, roda gigi pada oil pump assembly menekan atau mendesak oli ke oil filter. Jika tekanan oil filter turun, filter bypass valve akan membuka untuk meneruskan aliran oli. Dari oil pump assembly, oli dialirkan ke fitting pada gearcase assembly, turbine dan compressor assembly untuk pelumasan  bearing dan gear pada mesin. Oil pressure regulating valve pada oil pump assembly dioperasikan untuk menjaga agar tekanan oil pump assembly dioperasikan untuk menjaga agar tekanan oli yang dihasilkan sebesar antara  90 sampai 100 psi.


Jika temperatur oli melebihi batas maksimum dan tekanan oli turun dibawah minimum yang telah ditentukan, oli temperatur switch electrical circuit dan low oil pressure switch akan menutup dan mengirim sinyal ke indicator peringatan di cockpit sekaligus memutus aliran / signal ke fuel solemoid sehingga supply bahan bakar ke combustion terputus dan APU mati sebagai pengaman karena terjadinya kenaikan temperatur oil yang melebihi batas.

Mesin APU akan berhenti beroperasi akibat gerakan peralatan pendukung (customer furnished) stop switch, gerakan dari stop switch tersebut akan menghentikan kerja fuel solenoid valve. Saat solenoid valve tidak aktif menyebabkan supply bahan bakar ke combustion chamber terhenti sehingga mesin berhenti beroperasi.




   



 




 



SEKIAANNNN INFORMASI DARI BLOG SAYAA <><<<>><><<>

SEMOGA BERMANFAAT




 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ENGINE CONTROL

HISTORY OF BOEING 737