ENGINE CONTROL

Halo halo halo
Sekarang kita akan membahas tentang percintaan Romeo dan Juliet,jadi pada suatu hari..eh salah,maaf ya karena efek begadang untuk tugas ini haha. Sleep is NO FINISH.

Untuk sekarang kita akan membahas engine control

Pertama kita harus tau apa sih itu engine control pada pesawat
Engine Control Unit (ECU) atau dalam bahasa Indonesia Unit Kontrol Mesin adalah teknologi yang membatasi penggunaan bahan bakar tanpa mengurangi kinerja mesin.
ECU bekerja dengan cara memonitoring sinyal-sinyal yang dihasilkan oleh sensor-sensor yang tersebar di mesin. Melalui sinyal-sinyal yang diterima oleh ECU dari sensor, Engine Control Unit akan melakukan perhitungan dan menggunakan peta kinerja multidimensi (look-up table) untuk menemukan kombinasi air, udara dan bahan bakar yang harus digunakan untuk mencapai kinerja mesin yang diminta.
Pendek kata, ECU akan mencari resep/kombinasi dari database sesuai dengan input sensor untuk menghasilkan kinerja mesin yang maksimal dengan penggunaan bahan bakar, udara dan air seminim mungkin.

Pada pesawat Boeing 737 menggunakan Sistem Pneumatik

Sistem pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi, maka sistem pneumatik tidak dapat dipisahkan dengan kompresor, sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan tertentu.

Sistem Pneumatic disuplai oleh engine, APU atau ground source. Manifold umunya dapat di-split dengan isolation valve. Dengan isolation valve switch pada posisi AUTO. Isolation valve hanya membuka jika engine air bleed atau pack switch pada posisi off.
Limitations

Max external air pressure: 60 psig
Max external air temp: 450°F / 232°C
One pack may be inoperative provided maximum altitude is: FL250
Fungsi :

  1. Mensuplay udara bertekanan untuk water tank.
  2. Mensuplay udara eksternal untuk starting engine.
  3. Membantu penyuplayan bleed air untuk keperluan pesawat.
Cara kerja :

  1. Bleed air dari compressor 5th stage dan 9th stage yang bertemperatur tinggi mengalir ke Precooler, dimana bleed air dari 9th stage mengalir ke precooler melalui High Stage Valve, dan sebagian untuk pressurization pada water tank. Sebagian bleed air dari 5th stage ke Nose Cowling TAT Valve. Kemudian terdapat overpressure switch 150 PSi yang diaktifkan apabila tekanan dari engine bleed air melebihi batas maksimumnya.  Sehingga dengan Press. Reg. And Shut-off valve (EBV) dan EBV Reg. 45 PSi, tekanan dari engine bleed air yang berlebih dikurangi melalui Relief Valve 150 PSi. Indikasi overpressure dari engine bleed air ini ditunjukkan melalui Bleed Trip Off Light..
  2. Selain itu ada juga bleed air dari fan engine yang masuk ke precooler, dimana sebelumnya bleed air melalui Precooler Control Valve yang dikontrol oleh Precooler Control Valve Sensor, yang diaktifkan ketika bleed air dari fan engine akan dialirkan ke precooler. Yang dimana semua bleed air yang berasal dari engine (engine bleed air) menjadi satu dalam precooler.
  3. Kemudian bleed air dari precooler ada yang digunakan untuk start engine system dan ada juga yang langsung ke overboard. Kemudian terdapat overheat switch 255˚C, yang digunakan apabila temperatur bleed air dari engine overtemperature. Indikasi overtemperature ini ditunjukkan melalui Bleed Trip Off Light pada control panel.
  4. Bila Wing Anti Ice selected ON, maka Wing TAI Valve terbuka sehingga bleed air digunakan untuk anti icing. Overheat switch 125˚C diaktifkan jika bleed air overtemperature. Sehingga akan mengirimkan sinyal dan Wing TAI valve menutup.
  5. Kemudian dengan membukanya Left Turbofan Control valve maka bleed air menyuplai TAT probe. Dan dengan membuka Pack Flow Control dan Shutoff valve bleed air digunakan untuk air conditioning/ flight deck.
  6. Pneumatic Pressure Transm digunakan untuk memberikan indikasi mengenai tekanan pneumatik dalam sistem yang akan di tampilkan pada control panel.
  7. Pneumatic system juga disuplay oleh APU. Udara dari APU masuk ke sistem pneumatik dengan membuka APU bleed air valve. Apabila tekanan dari APU berlebihan maka akan di kurangi oleh Relief valve.
  8. Kemudian bleed air dari APU tadi bersama bleed air dalam sistem digunakan untuk Hydraulic pressurization dan Water tank pressurization.
  9. Jika Ground Pneumatic Connection di hubungkan pada sistem maka suplay dari ground pneumatic tersebut dapat digunakan untuk hydraulic tank pressurization, Right manifold, dan ke pneumatic system jika bleed air Isolation valve pada posisi AUTO, yang mana isolation valve hanya membuka jika engine air bleed atau pack switch pada posisi off.

CONTROL PANEL

Pengoperasian panel pada kondisi normal :


  1. Engine air bleed pada posisi ON, sehingga sekaligus menyuplay udara untuk wing anti ice.
  2. R/L Pack pada posisi AUTO.
  3. Isolation valve pada posisi auto.
  4. Recirc fan pada posisi auto.
  5. APU pada posisi off.
  6. Manifold pada sistem pneumatik dapat dialihkan antara bagian kanan dan kiri melalui isolation valve.
  7. Ovht Test digunakan untuk memeriksa wing-body overheat circuit, dimana wing-body overheat lights akan menyala setelah Ovht Test ditekan selama 5 detik.








 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AUXILIARY POWER UNIT

HISTORY OF BOEING 737