ENGINE OPERATION
Oke-oke.Sekarang saya akan menyampaikan sedikit informasi
tentang Engine Operation dari Boeing 737 dengan mesin CFM56-7 tersebut untuk membantu yang membutuhkan informasi untuk
tugas tersebut. Saya berharap dengan melengkapi tugas ini saya mendapat
nilai (((A++))) dari Dosen PALING BAIK yaitu PAK WIDHI. AMIN :).
Jet Engine menghasilkan gaya dorong menggunakan prinsip yang sangat sederhana yaitu Hukum Newton ketiga. Kunci utama Jet Engine bekerja ialah masuknya udara yang terkompresi.
Sebab jika tidak terkompresi, campuran udara dengan bahan bakar tidak
akan membakar dan engine tidak menghasilkan gaya dorong apapun.
Semua jenis turbine engine pada bagian compressor terdiri dari pisau yang bergerak (Rotor) dan pisau yang diam (Stator) membuat efek seperti gambar yaitu membuat udara melambat dan menciptakan udara lebih bertekanan tinggi.
Udara bertekanan tinggi kemudian masuk ke Combustion section (ruang pembakaran) dimana pencampuran udara bertekanan dengan bahan bakar dan dipercikan api terjadi ledakan. Hasil pembakaran yaitu gas pembakaran bertekanan tinggi memutar turbin sebab turbin memiliki blade seperti airfoil. Karena turbin yang berputar memiliki poros yang sama dengan compressor, compressor memiliki efek berputar mengikuti turbin yang mana menjaga engine tetap bekerja. Expansion gas berlanjut keluar melalui nozzel menciptakan gaya dorong (reaksi).
Sebelum membahas tentang Engine Operation, Gambar 2 ialah
Bagian dasar dari Gas Turbine Engine yaitu:
-Inlet : The inlet sits upstream of the compressor
and brings air into the engine. (awal aliran udara bebas masuk kedalam
engine)
-Compressor : Increases the pressure of the air while
delivering it to the burner. (menaikan tekanan udara sebelum ke ruang
pembakaran)
-Combustor : Step where fuel is combined with high
pressure air and burned. (ruangan yang mencampur udara tekanan
tinggi dari kompresor dengan bahan bakar dan dibakar sebab percikan api)
-Turbine : The turbine sits downstream of the burner
and extracts some energy from the hot exhaust to power the compressor. (Hasil
pembakaran diubah oleh turbine menjadi energi mekanik dan memutar compressor)
-Nozzle : The nozzle is a specially shaped tube which
accelerates the hot exhaust gas to produce thrust. (penghasil daya dorong,
mengembalikan gas buang ke aliran udara bebas sekaligus mengatur laju aliran
massa melalui engine)
Bagaimana caranya menghidupkan Engine ?? tentunya tidaklah susah,
sama halnya dengan menghidupkan mesin mobil, tinggal nyalakan starter
(electric starter) yang akan menggerakkan piston sehingga terjadi
hisapan dan kompresi udara, dengan igniter dalam keadaan menyala, pada
saat bersamaan kaki kanan sedikit menginjak pedal gas untuk memberikan
pancingan bahan bakar yang cukup, sehingga terjadilah pembakaran sampai
terjadinya IDLE .
Begitu pula Starting untuk berbagai macam jenis ENGINE secara basic umumnya sama dan tidaklah susah. Ada tiga elemen dasar yang menyebabkan terjadinya proses pembakaran yaitu ada udara (oksigen), ada bahan bakar ( Avtur ) dan ada api (Igniter). Bagaimana ketiga elemen penting ini diatur sehingga bisa terjadi pembakaran yang sempurna yang menimbulkan engine bisa hidup ( running ). Kita tahu bahwa Engine yang sedang terbang (running) mendapatkan suplay udara dari compressor yang berputar. Lantas bagaimana kalau engine-nya mati , dari mana suplay udara supaya bisa menghidupkan engine??? ... Nah… disinilah awal mula untuk bisa menghidupkan engine ( Engine starting ), artinnya kita butuh alat untuk memutar Compressor agar ada suplay udara . Dua elemen lain seperti api / Igniter sudah stanby tinggal menyalakan power “igniter ON”. Begitu pula bahan bakar /avtur tinggal menggerakkan Throttle “Fuel Shut-Off Valve Open“ artinya bahan bakar siap dialirkan dari ‘Fuel tank’ melalui ‘Fuel flow regulator’ menuju ‘Fuel Nozzle’ yang siap disemprotkan ke ruang bakar ( Combustion Chamber ). Kita kembali ke elemen udara yang di butuhkan untuk terjadinya proses pembakaran . Elemen udara ini bisa tersedia kalau Compressor BERPUTAR, bagaimana caranya memutarkan Compressor tsb, simak gambar berikut….!
Begitu pula Starting untuk berbagai macam jenis ENGINE secara basic umumnya sama dan tidaklah susah. Ada tiga elemen dasar yang menyebabkan terjadinya proses pembakaran yaitu ada udara (oksigen), ada bahan bakar ( Avtur ) dan ada api (Igniter). Bagaimana ketiga elemen penting ini diatur sehingga bisa terjadi pembakaran yang sempurna yang menimbulkan engine bisa hidup ( running ). Kita tahu bahwa Engine yang sedang terbang (running) mendapatkan suplay udara dari compressor yang berputar. Lantas bagaimana kalau engine-nya mati , dari mana suplay udara supaya bisa menghidupkan engine??? ... Nah… disinilah awal mula untuk bisa menghidupkan engine ( Engine starting ), artinnya kita butuh alat untuk memutar Compressor agar ada suplay udara . Dua elemen lain seperti api / Igniter sudah stanby tinggal menyalakan power “igniter ON”. Begitu pula bahan bakar /avtur tinggal menggerakkan Throttle “Fuel Shut-Off Valve Open“ artinya bahan bakar siap dialirkan dari ‘Fuel tank’ melalui ‘Fuel flow regulator’ menuju ‘Fuel Nozzle’ yang siap disemprotkan ke ruang bakar ( Combustion Chamber ). Kita kembali ke elemen udara yang di butuhkan untuk terjadinya proses pembakaran . Elemen udara ini bisa tersedia kalau Compressor BERPUTAR, bagaimana caranya memutarkan Compressor tsb, simak gambar berikut….!
Dari gambar bisa kita lihat bahwa untuk memutarkan compressor
diperlukan sumber udara bertekanan ( High Pressure air Source ) yang
dapat diperoleh dari :
1). External ground supply
2). APU ( Auxiliary Power Unit )
3). Cross-feed from a running engine
4). High Pressure Air Tank ( on Test Cell )
Setelah udara bertekanan tersedia sekitar 50 psi ( tekanan udara minimum tsb, tergantung jenis engine ), Tekanan udara tersebut dialirkan melalui Turbine Air STARTER untuk menggerakan Accessory Gear Box yang kemudian akan menggerakkan Horizontal Drive Shaft dan didalam Transfer Gear Box , putaran horizontal Drive Shaft ini kemudian ditransfer menjadi Radial Drive Shaft. Shaft inilah yang akhirnya langsung menggerakkan HP Compressor ( N2 shaft ). Disinilah awal mula terjadinya proses Starting. Setelah HP Compressor berputar maka udara ( Mass Airflow ) sudah mengalir, terhisap dan terkompresi , kemudian barulah Igninter ‘ON’dan Fuel Shut-off Valve ‘OPEN’ sehingga terjadilah proses pembakaran didalam Ruang Bakar ( Combustion Chamber ).Awal mula terjadinya proses pembakaran ini menyebabkan engine mulai berputar kencang atau terjadi acceleration yang ditandai dengan peningkatan N2 / N1 rpm dan EGT ,maka kondisi ini dinamakan dengan LIGHT-UP. Sampai mencapai putaran tertentu dimana engine sudah bisa berputar sendiri tanpa bantuan putaran dari STARTER ( Starter Cut–Off ). Maka kondisi ini dinamakan ‘Selft Sustaining Speed’. Dan kemudian terjadilah IDLE. Kondisi IDLE inilah akhir dari proses ' Engine Starting '.
1). External ground supply
2). APU ( Auxiliary Power Unit )
3). Cross-feed from a running engine
4). High Pressure Air Tank ( on Test Cell )
Setelah udara bertekanan tersedia sekitar 50 psi ( tekanan udara minimum tsb, tergantung jenis engine ), Tekanan udara tersebut dialirkan melalui Turbine Air STARTER untuk menggerakan Accessory Gear Box yang kemudian akan menggerakkan Horizontal Drive Shaft dan didalam Transfer Gear Box , putaran horizontal Drive Shaft ini kemudian ditransfer menjadi Radial Drive Shaft. Shaft inilah yang akhirnya langsung menggerakkan HP Compressor ( N2 shaft ). Disinilah awal mula terjadinya proses Starting. Setelah HP Compressor berputar maka udara ( Mass Airflow ) sudah mengalir, terhisap dan terkompresi , kemudian barulah Igninter ‘ON’dan Fuel Shut-off Valve ‘OPEN’ sehingga terjadilah proses pembakaran didalam Ruang Bakar ( Combustion Chamber ).Awal mula terjadinya proses pembakaran ini menyebabkan engine mulai berputar kencang atau terjadi acceleration yang ditandai dengan peningkatan N2 / N1 rpm dan EGT ,maka kondisi ini dinamakan dengan LIGHT-UP. Sampai mencapai putaran tertentu dimana engine sudah bisa berputar sendiri tanpa bantuan putaran dari STARTER ( Starter Cut–Off ). Maka kondisi ini dinamakan ‘Selft Sustaining Speed’. Dan kemudian terjadilah IDLE. Kondisi IDLE inilah akhir dari proses ' Engine Starting '.
TAPIIIIIIII ada yang harus di pertimbangkan dalam penyalaan engine cfm56-7 ini,yaitu
- Memajukan tingkat penyalaan mesin waktu awal sebelum waktunya akan menyebabkan mesin mulai panas
- Menetapkan tangan tetap pada posisi di tingkat engine start sambil mengamati EGT,RPM dan bahan bakar sampai stabil,dsb.
Kesimpulan :
Semua jenis turbine engine pada bagian compressor terdiri dari pisau yang bergerak (Rotor) dan pisau yang diam (Stator) membuat efek seperti gambar yaitu membuat udara melambat dan menciptakan udara lebih bertekanan tinggi.
Udara bertekanan tinggi kemudian masuk ke Combustion section (ruang pembakaran) dimana pencampuran udara bertekanan dengan bahan bakar dan dipercikan api terjadi ledakan. Hasil pembakaran yaitu gas pembakaran bertekanan tinggi memutar turbin sebab turbin memiliki blade seperti airfoil. Karena turbin yang berputar memiliki poros yang sama dengan compressor, compressor memiliki efek berputar mengikuti turbin yang mana menjaga engine tetap bekerja. Expansion gas berlanjut keluar melalui nozzel menciptakan gaya dorong (reaksi).
Komentar
Posting Komentar